TARI RATOH DUEK
Tari Ratoh Duek adalah tarian dari provinsi Aceh. Tarian ini dilakukan oleh 11 wanita dan 2 syahie . Didampingi irama Islam, unsur-unsur tari terlihat begitu harmonis. Tari ini dibawakan dengan penuh semangat sebagai gambaran tentang interaksi kehidupan sehari-hari dan kekompakan masyarakat Aceh . Hal ini tercermin dalam harmoni antara penari saat mereka bertepuk tangan secara berirama . Tarian ini membutuhkan gerakan tari yang harmonis dan nyanyian, mencerminkan keharmonisan masyarakat Aceh.
Tari Ratoh Duek sangat populer di luar provinsi Aceh, namun tarian ini di luar Aceh seringkali dianggap sebagai Tari Saman. Tari Ratoh Duek merupakan kreasi turunan dari Tari Saman. Dengan ditetapkannya tari saman sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO, sejak itu tari saman dilarang untuk dibawakan oleh wanita dan hanya boleh dibawakan oleh para lelaki dengan menggunakan pakaian khas Gayo. Tarian saman yang biasa dimainkan remaja putri di pesisir berubah menjadi ratoh duek. Dari ratoh duek kemudian berubah lagi menjadi Tari Rateb Meuseukat.
Tari Ratoh Duek merupakan perkumpulan ragam gerak tari tradisional duduk lainnya. Struktur gerak tarian ini terdiri dari gerak saleum pembuka, gerak hai ba kusen, gerak lahe tujan, gerak ku ayoen ilallah, gerak kutidhing dan gerak yahuallau ee haa. Selanjutnya, ada gerak la illa la illa lahee, gerak hai jalla tun, gerak arok pulo pineung, gerak kosong (tanpa syair), dan berakhir di gerak saleum penutup.
TARI RATOH DUEK
Tari Ratoh Duek berasal dari Aceh. Tarian ini dilakukan oleh 11 wanita dan 2 syahie . Didampingi irama Islam, unsur-unsur tari terlihat begitu harmonis. Tari ini dibawakan dengan penuh semangat sebagai gambaran tentang interaksi kehidupan sehari-hari dan kekompakan masyarakat Aceh . Hal ini tercermin dalam harmoni antara penari saat mereka bertepuk tangan secara berirama . Tarian ini membutuhkan gerakan tari yang harmonis dan nyanyian, mencerminkan keharmonisan masyarakat Aceh.
Jika definisi Ratoh Duek adalah mencakup semua tari Aceh yang dilakukan dalam posisi duduk, maka Tari Saman dengan sendirinya termasuk kesenian Ratoh Duek. Adapun jika Ratoh Duek merujuk pada varian tari, sudah pasti antara Tari Ratoh Duek dengan Tari Saman memiliki banyak perbedaan. Sejak ditetapkan dalam Daftar Representatif Budaya Tak Benda Warisan Manusia oleh UNESCO, Tari Saman hanya boleh ditarikan oleh laki-laki, berjumlah ganjil.
Sedangkan penari Ratoh Duek semuanya wanita berjumlah genap. Perbedaan lain yang juga mencolok adalah busana. Penari Saman menggunakan pakaian adat Suku Gayo yakni baju kantong bermotif kerawang, ada bulang teleng di kepala yang disertai daun kepies (atau daun pandan).
TARI RATOH DUEK
Tari Ratoh Duek, Aceh. Pada dasarnya tarian-tarian Aceh terbagi menjadi dua macam, yakni tari duduk dan tari berdiri. Rateeb atau yang dalam bahasa Aceh disebut ratohmerujuk pada kegiatan berdoa atau berdzikir yang dinyanyikan atau diiramakan. Awalnya ratoh dilakukan dalam posisi duduk (duek) sehingga lahirlah istilah Ratoh Duek. Oleh karena pergerakan yang lebih meluas dan ada yang dilakukan sambil berdiri (dong), muncullah istilah Ratoh Dong.
Oleh para syekh (pemimpin gerak tari), posisi duduk dalam ratoh sering juga disebut meusaman. Berangkat dari penyebutan tersebut, masyarakat Aceh juga menggunakan istilah “meusaman” untuk menyebut tarian Aceh lainnya yang dilakukan dengan duduk, tidak terkecuali Tari Saman. Meski demikian, Ratoeh Duek dan Saman adalah dua tari dengan banyak perbedaan. Pembeda paling menonjol adalah Tari Saman ditarikan oleh penari laki-laki, Tari Ratoh Duek ditarikan oleh penari wanita. Tari Ratoh Duek merupakan perkumpulan ragam gerak tari tradisional duduk lainnya.
Struktur gerak tarian ini terdiri dari gerak saleum pembuka, gerak hai ba kusen, gerak lahe tujan, gerak ku ayoen ilallah, gerak kutidhing dan gerak yahuallau ee haa. Selanjutnya, ada gerak la illa la illa lahee, gerak hai jalla tun, gerak arok pulo pineung, gerak kosong (tanpa syair), dan berakhir di gerak saleum penutup.
Ratoeh Duek adalah tari yang disajikan penuh semangat untuk menggambarkan kehidupan masyarakat Aceh yang kental dengan nilai kebersamaan dan kekompakan. Ratoh Duek sebagai gambaran umum tarian duduk Aceh, menyajikan kombinasi ragam gerak tari tradisional duduk lainnya.
Tari Ratoh Duek adalah tarian dari provinsi Aceh. Tarian ini dilakukan oleh 11 wanita dan 2 syahie . Didampingi irama Islam, unsur-unsur tari terlihat begitu harmonis. Tari ini dibawakan dengan penuh semangat sebagai gambaran tentang interaksi kehidupan sehari-hari dan kekompakan masyarakat Aceh . Hal ini tercermin dalam harmoni antara penari saat mereka bertepuk tangan secara berirama . Tarian ini membutuhkan gerakan tari yang harmonis dan nyanyian, mencerminkan keharmonisan masyarakat Aceh.
Tari Ratoh Duek sangat populer di luar provinsi Aceh, namun tarian ini di luar Aceh seringkali dianggap sebagai Tari Saman. Tari Ratoh Duek merupakan kreasi turunan dari Tari Saman. Dengan ditetapkannya tari saman sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO, sejak itu tari saman dilarang untuk dibawakan oleh wanita dan hanya boleh dibawakan oleh para lelaki dengan menggunakan pakaian khas Gayo. Tarian saman yang biasa dimainkan remaja putri di pesisir berubah menjadi ratoh duek. Dari ratoh duek kemudian berubah lagi menjadi Tari Rateb Meuseukat.
Tari Ratoh Duek merupakan perkumpulan ragam gerak tari tradisional duduk lainnya. Struktur gerak tarian ini terdiri dari gerak saleum pembuka, gerak hai ba kusen, gerak lahe tujan, gerak ku ayoen ilallah, gerak kutidhing dan gerak yahuallau ee haa. Selanjutnya, ada gerak la illa la illa lahee, gerak hai jalla tun, gerak arok pulo pineung, gerak kosong (tanpa syair), dan berakhir di gerak saleum penutup.
TARI RATOH DUEK
Tari Ratoh Duek berasal dari Aceh. Tarian ini dilakukan oleh 11 wanita dan 2 syahie . Didampingi irama Islam, unsur-unsur tari terlihat begitu harmonis. Tari ini dibawakan dengan penuh semangat sebagai gambaran tentang interaksi kehidupan sehari-hari dan kekompakan masyarakat Aceh . Hal ini tercermin dalam harmoni antara penari saat mereka bertepuk tangan secara berirama . Tarian ini membutuhkan gerakan tari yang harmonis dan nyanyian, mencerminkan keharmonisan masyarakat Aceh.
Jika definisi Ratoh Duek adalah mencakup semua tari Aceh yang dilakukan dalam posisi duduk, maka Tari Saman dengan sendirinya termasuk kesenian Ratoh Duek. Adapun jika Ratoh Duek merujuk pada varian tari, sudah pasti antara Tari Ratoh Duek dengan Tari Saman memiliki banyak perbedaan. Sejak ditetapkan dalam Daftar Representatif Budaya Tak Benda Warisan Manusia oleh UNESCO, Tari Saman hanya boleh ditarikan oleh laki-laki, berjumlah ganjil.
Sedangkan penari Ratoh Duek semuanya wanita berjumlah genap. Perbedaan lain yang juga mencolok adalah busana. Penari Saman menggunakan pakaian adat Suku Gayo yakni baju kantong bermotif kerawang, ada bulang teleng di kepala yang disertai daun kepies (atau daun pandan).
TARI RATOH DUEK
Tari Ratoh Duek, Aceh. Pada dasarnya tarian-tarian Aceh terbagi menjadi dua macam, yakni tari duduk dan tari berdiri. Rateeb atau yang dalam bahasa Aceh disebut ratohmerujuk pada kegiatan berdoa atau berdzikir yang dinyanyikan atau diiramakan. Awalnya ratoh dilakukan dalam posisi duduk (duek) sehingga lahirlah istilah Ratoh Duek. Oleh karena pergerakan yang lebih meluas dan ada yang dilakukan sambil berdiri (dong), muncullah istilah Ratoh Dong.
Oleh para syekh (pemimpin gerak tari), posisi duduk dalam ratoh sering juga disebut meusaman. Berangkat dari penyebutan tersebut, masyarakat Aceh juga menggunakan istilah “meusaman” untuk menyebut tarian Aceh lainnya yang dilakukan dengan duduk, tidak terkecuali Tari Saman. Meski demikian, Ratoeh Duek dan Saman adalah dua tari dengan banyak perbedaan. Pembeda paling menonjol adalah Tari Saman ditarikan oleh penari laki-laki, Tari Ratoh Duek ditarikan oleh penari wanita. Tari Ratoh Duek merupakan perkumpulan ragam gerak tari tradisional duduk lainnya.
Struktur gerak tarian ini terdiri dari gerak saleum pembuka, gerak hai ba kusen, gerak lahe tujan, gerak ku ayoen ilallah, gerak kutidhing dan gerak yahuallau ee haa. Selanjutnya, ada gerak la illa la illa lahee, gerak hai jalla tun, gerak arok pulo pineung, gerak kosong (tanpa syair), dan berakhir di gerak saleum penutup.
Ratoeh Duek adalah tari yang disajikan penuh semangat untuk menggambarkan kehidupan masyarakat Aceh yang kental dengan nilai kebersamaan dan kekompakan. Ratoh Duek sebagai gambaran umum tarian duduk Aceh, menyajikan kombinasi ragam gerak tari tradisional duduk lainnya.
Komentar
Posting Komentar