Langsung ke konten utama

TARI KETUK TILU asal Jawa Barat


TARI KETUK TILU
Ketuk Tilu adalah suatu tarian pergaulan cikal bakal Jaipongan yang berasal dari Jawa Barat dan sekaligus hiburan yang biasanya diselenggarakan pada acara pesta perkawinan, acara hiburan penutup kegiatan atau diselenggrakan secara khusus di suatu tempat yang cukup luas.
20140129_191318_tari-ketuk-tilu.jpg
Istilah ketuk tilu diambil dari alat musik pengiringnya, yaitu 3 buah ketuk (bonang) yang memberi pola irama rebab, kendang (gendang) indung (besar) dan kulanter (kecil) untuk mengatur dinamika tari/kendang yang diiringi kecrek dan goong.
Dahulu, ketuk tilu adalah upacara menyambut panen padi sebagai rasa terima kasih kepada Dewi Sri. Upacara ini dilakukan pada waktu malam hari, dengan mengarak seorang gadis diiringi bunyi-bunyian yang berhenti di tempat luas. Sekarang, ketuk tilu menjadi tarian pergaulan dan hiburan, biasanya diselenggarakan pada pesta perkawinan, hiburan penutup suatu kegiatan, atau digelar pada acara-acara khusus. Di desa-desa tertentu, pertunjukan tari ketuk tilu sering dilakukan semalaman suntuk.
Kostum yang dipakai penari wanita ketuk tilu adalah kebaya, sinjang (celana panjang) sabuk, dan beragam aksesoris, seperti gelang dan kalung. Sedangkan untuk penari pria, mengenakan baju kampret warna gelap, celana pangsi, ikat kepala, dan sabuk kulit.


TARI KETUK TILU
Tari Ketuk Tilu. Kesenian rakyat umumnya didefinisikan sebagai karya seni yang tumbuh dan berkembang dalam kehidupan rakyat, sekaligus penggemarnya adalah rakyat. Di Jawa Barat, wilayah Parahyangan atau Priangan merupakan pusat kebudayaan Sunda yang banyak melahirkan jenis kesenian tersebut. Di kawasan yang luasnya mencapai seperenam Pulau Jawa inilah, suku Sunda yang kreatif banyak melahirkan karya seni mereka, salah satunya adalah Ketuk Tilu.
tari ketuk tilu.jpg
Ketuk Tilu adalah tarian rakyat yang masuk dalam kategori tari pergaulan, yang dikemudian hari menjadi cikal bakal lahirnya Tari Jaipongan. Di masa awal, kesenian ini diduga kuat sebagai sarana ritual penyambutan panen padi. Upacara yang dilakukan di malam hari tersebut bertujuan untuk mensyukuri serta memohon keselamatan dan kesejahteraan umat manusia. Saat ini, Tari Ketuk Tilu hanyalah sebuah tarian pergaulan yang difungsikan hanya sebagai hiburan.
Perihal namanya, istilah Ketuk Tilu merujuk pada 3 buah ketuk (bonang) sebagai pengiring utama yang menghadirkan pola irama rebab. Selain itu, ada dua kendang, indung (besar) dan kulanter (kecil). Kedua kendang berfungsi untuk mengatur dinamika tari dengan diiringi oleh kecrek dan gong. Tari Ketuk Tilu biasa digelar pada berbagai acara, seperti perkawinan dan acara lain, baik umum maupun khusus. Di desa-desa tertentu, pertunjukannya bisa berlangsung semalam suntuk.

TARI KETUK TILU
Tari-Ketuk-Tilu-Jawa-Barat.jpg
Tari Ketuk Tilu adalah tarian tradisional Jawa Barat sebagai tarian hiburan atau tarian pergaulan. Tari Ketuk Tilu ini sering di tampilkan pada acara seperti pesta perkawinan, hiburan penutup acara dan lain – lain. Tarian ini juga merupakan cikal bakal dari tari jaipong yang sangat terkenal di Jawa Barat.

Menurut sejarahnya, Tari Ketuk Tilu ini dulunya merupakan tarian pada upacara adat menyambut panen padi sebagai ungkapan rasa syukur kepada “Dewi Sri” (dewi padi dalam kepercayaan masyarakat Sunda). Pada jaman dahulu, upacara ini di lakukan pada waktu malam hari, dengan mengarak seorang gadis ke tempat yang luas di iringi bunyi - bunyian. Namun seiring dengan perkembangan jaman, tarian ketuk tilu menjadi tarian pergaulan dan hiburan bagi masyarakat. Nama ketuk tilu di ambil dari alat music pengiring yang biasa di sebut dengan bonang yang mengeluarkan 3 suara diantaranya irama rebab, kendang indung dan kulanter.

Gerakan yang di lakukan dalam tarian ini adalah gerakan seperti goyang, pencak, muncid, gitek dan geol. Dalam Tari Ketuk Tilu, gerakan tersebut memiliki nama sendiri seperti depok, bajing luncat, oray orayan, lengkah opat, ban karet dan lain lain. pada pertunjukannya, biasanya di awali dengan alunan music dan lagu pengiring untuk mengumpulkan para penonton. Kemudian para penari memasuki panggung dengan  gerak jajangkungan dan dilanjutkan dengan gerak wawayangan yaitu saat penari sambil menari dan menyanyi. Setelah itu penari primadona muncul dan menari, dan di lanjutkan dengan ngibing tunggal atau ibing jago dengan iringan 3 lagu di antaranya Cikeruhan , Cijagran, dan mamang. Kemudian para penari mengajak para penonton untuk menari berpasangan.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

KISAH NABI ADAM AS , Bapaknya umat manusia

Nabi Adam AS اَلسَلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ Halo, sahabat sekalian ! Apa kabar semuanya? Semoga selalu dalam lindungan allah swt, ya... Amin... Dalam hal ini, saya ingin membagikan ilmu yang saya miliki kepada sahabat semua, nih, baik sahabat muslim maupun non muslim. Semoga bermanfaat ya sahabat... Dalam artikel ini saya akan membagi artikel menjadi beberapa sub-bab dari bab utama. Agar kita lebih bisa memahaminya lebih jelas. Kali ini kita akan membahas tentang kisah Nabi Adam AS' ok!, langsung aja kita bahas! Nabi Adam AS Nabi Adam As adalah manusia pertama yang diciptakan oleh Allah swt sekaligus menjadi nabi pertama yang Allah utus ke dunia. Nabi Adam banyak dikisahkan di dalam Al-Qur'an. Nabi Adam diciptakan dari sari pati tanah. Seperti dalam firman Allah : "Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah." (QS. Al-Mu'minun: 12) Saat Allah hendak menciptakan manusia dan memberi...

Tari Baris | Tarian asal Bali yang mencengangkan

TARI BARIS Tari baris khas Bali merupakan jenis tarian perang. Pada pemetasan tarian tradisional ini, wisatawan bisa memperlihatkan penggambaran prajurit bali yang akan berangkat menuju ke medan perang. Dalam penampilan tersebut, akan terlihat sosok prajurit yang gagah berani dan begitu jantan. Di waktu yang sama, tarian ini juga memperlihatkan kebaktian seorang prajurit kepada raja. Tari tradisional dari Bali ini, menurut catatan sejarah, diperkirakan telah ada sejak pertengahan abad ke 16 Masehi. Bukti dari keberadaan tari baris khas Bali pada abad tersebut bisa ditemukan pada Kidung Sunda yang merupakan peninggalan sejarah dari tahun 1550 Masehi. Dalam naskah bersejarah tersebut, diperlihatkan ada 7 jenis tari baris yang dibawakan pada upacara kremasi. Pementasan tari baris khas Bali pada waktu itu bukan sekadar untuk pertunjukan hiburan. Pementasannya memiliki makna yang sangat penting, bahkan dikenal sebagai bagian dari ritual keagamaan yang dijalankan oleh masyarakat B...